Monday, February 3, 2014

A Long Hiatus Note



Tulisan ini dibuat secara sungguh-sungguh, aktual, dan suka rela demi mengisi waktu luang di sela-sela jam kerja yang super padat. Tidak ada disclaimer apa pun terhadap tulisan ini. Penulis hanya ingin menyampaikan fakta, pemikiran, ide, dan impian untuk disajikan kepada para Pembaca tanpa ada tendensi dan kepentingan apa pun. Isi dari tulisan ini tidak mencerminkan pribadi penulis atau pun korporasi di mana penulis mencari nafkah. Demikian. Selamat menikmati ya!





Thursday, 31 October 2013


Hari terakhir di bulan Oktober 2013. Berarti masih tersisa dua bulan lagi di tahun 2013. Bekerja di korporasi ini pada masa seperti ini layaknya sopir kejar setoran. Semua effort dilakoni demi mengejar target agar tercapai. Tetapi, parahnya raihan prosentase sampai hari ini baru mencapai angka 67%. Dan, sampai akhir tahun diprediksi hanya akan mencapai angka 87%.


Saya sempat berfikir, sebelum kantor ini menerapkan good corporate governance, tidak ada yang peduli dengan masalah penerimaan (sales). Karena laporan penerimaan bisa dipermak sedemikian rupa. Hasilnya pun laporan asal bapak senang. Belum ada sistem yang dapat melihat langsung kinerja cabang mana yang paling bagus sampai yang paling jelek.


Lain dulu lain sekarang. Kinerja suatu kantor sangat tergantung dengan laporan penerimaan. Dan, laporan penerimaan tidak bisa dimanipulasi lagi. Bagi kantor yang rapor penerimaannya masih merah alias waspada, harus siap menerima pil pahit : kepala kantornya dimutasi jauh, dan insentif kantor tidak menerima fully 100%. Duh!




Friday, November 01, 2013


Ini adalah gambar yang saya ambil tadi pagi sekitar pukul 6 pagi di halaman sebuah bank plat merah di dekat rumah. Terlihat antrian mengular mulai dari pintu masuk bank yang memang belum dibuka dan berakhir di trotoar jalanan. Antrian ini akan terus bertambah sampai bank tersebut buka pada pukul 8 nanti.

Siapa mereka? Mereka adalah para pensiunan yang akan mengambil uang pensiun tiap awal bulan. Terlihat dalam gambar, siapa pemilik antrian paling depan? Dia adalah seorang bapak renta yang sudah tidak mampu berdiri dan duduk di sebuah kursi berwarna oranye. Pukul berapa kira-kira si bapak renta ini datang demi mendapatkan antrian paling depan? Berapa lama mereka menunggu? Tentu saja, menunggu adalah pekerjaan yang melelahkan meskipun menunggu uang pensiun.

Saya berharap, di masa tua saya nanti, saya tidak harus rela antri demi rupiah pensiun yang memang sangat berarti seperti halnya mereka. Saya ingin memiliki tabungan yang cukup sampai kelak anak-anakku mandiri dan sejahtera sehingga saya tidak perlu antri tiap awal bulan di subuh kala…


#belum sempat data foto diambil, ponsel saya rusak dan terpaksa dijual.






Mon, 11 November 2013


Akhir pekan lalu, saya menghabiskan waktu di sebuah mall baru di daerah Bekasi. Mall yang bertajuk Grand Metropolitan tersebut berlokasi cukup strategis, tepatnya sekitar 500 meter dari pintu tol Bekasi Barat. Mall yang dikembangkan oleh Metropolitan Grup ini rupanya ingin mengulang kesuksesan dua proyek sebelumnya, yakni Metropolitan Mall 1 dan 2 yang okupansinya telah terisi penuh oleh para tenant. Lokasinya pun tidak jauh dari kedua proyek sebelumnya, hanya 100 meter sesudah melewati pemukiman elite Taman Vila Baru. Mall Grand Metropolitan dapat pula dijangkau melalui Jalan Raya Kalimalang, belok kanan tepat di putaran Rumah Sakit Awal Bros, apabila dijangkau dari arah Jakarta.

Saya takjub dengan Mall Grand Metropolitan bukan karena bangunannya yang megah atau tenant-nya yang memang dikhususkan untuk pembeli berduit, melainkan masjidnya yang bagus dan bersih. Rupanya pengembang mall ini ingin memanjakan pengunjung untuk berlama-lama belanja di mall tanpa harus meninggalkan kewajiban shalat.

Tidak seperti mall lain yang biasanya menempatkan masjid di posisi belakang dan kadang nyempil di antara toilet yang pengap, lokasi masjid di Grand Metropolitan sangat strategis, tepatnya di Lower Ground, tepat di pintu masuk apabila melalui Parkir LG1. Masjidnya bersih dan luas. Seluruh ruangan menggunakan mesin pendingin udara yang sangat dingin. Lantainya keramik putih dan bersih. Ruang wudhunya cukup bersih dilengkapi dengan kran air yang memadai. Tersedia pula loker tempat penitipan barang berharga dilengkapi ruang tunggu dengan kursi berbentuk bintang dengan bentuk yang sangat modern.

Saya bersyukur, banyak pengembang membangun masjid di pusat perbelanjaan atau pun fasilitas publik sehingga kita tidak kesulitan apabila hendak menunaikan ibadah shalat. Tetapi yang harus diperhatikan adalah, hendaknya masjid yang dibangun tetap dijadikan sarana syiar dan pusat interaksi antara umat dan lingkungan sekitar. Bukan sebagai kelengkapan mall belaka.






No comments:

Post a Comment