Sorry, I post my blog in Bahasa...
Awal Juli lalu, saya
kembali pulang kampung halaman setelah hampir 4 bulan tak pulang. Pulang
kampung kali ini terasa lebih nyaman. Pasalnya, layanan moda transportasi
berupa kereta api sekarang jauh lebih baik dibanding beberapa tahun sebelumnya.
Saya pribadi sangat merasakan perbedaan layanan PT KAI. Beberapa hal yang perlu
dicatat dari keberhasilan manajemen PT KAI di bawah komando Ignasius Jonan
adalah :
1. Penertiban kios permanen / non permanen dibongkar menjadi fasilitas
publik (ruang tunggu, taman, tempat parkir, dll). Walaupun gagasan ini
ditentang banyak pihak, saya sependapat bahwa memang seharusnya fasilitas
publik harus dikembalikan fungsinya untuk publik. Kios-kios ilegal yang ada di
stasiun, umumnya menjadi kantong-kantong kolusi oknum PT KAI dan pedagang yang
menyewa kios tersebut. Padahal, tanah tersebut adalah milik negara yang harus
dikembalikan fungsinya untuk publik. Seandainya peruntukannya untuk disewakan,
harus ada perjanjian yang jelas dan pendapatannya masuk sebagai penerimaan
negara bukan pajak (PNBP)
2. Stasiun kini berubah tempat yang bersih dan nyaman, bukan tempat yang
angker dan menjadi sarang preman. Sepanjang pengamatan saya, nyaris tak ada
pengamen, tunawisma, pedagang asongan, malah sebaliknya banyak dijumpai petugas
keamanan, polisis khusus kereta api (polsuska) yang siap membantu kita apabila
kita memerlukan informasi.
3. Nama penumpang harus sesuai dengan yang tertera dalam kartu identitas.
Ini penting untuk mengurangi kesemrawutan calo dan risiko identifikasi
kecelakaan lalu lintas. Penumpang diperkenankan masuk ke peron setengah jam
sebelum kereta berangkat. Hal ini dilakukan untuk mengurangi penumpukan
penumpang di peron.
4. Tidak ada penumpang yang berdiri. Semua penumpang mendapatkan tempat
duduk. PT KAI tidak diperkenankan menjual tiket berdiri. Beda banget waktu
zaman dulu, penumpang berdesak-desakan di koridor gerbong kereta
5. Semua kereta jarak jauh, baik kelas ekonomi maupun bisnis, menggunakan
fasilitas pendingin udara (AC). Walaupun penumpang harus membayar selisih harga
lebih mahal, tetapi tidak masalah kalau memang tujuannya untuk kenyamanan
bersama.
6. Tidak ada pedagang ataupun pengemis masuk ke dalam gerbong kereta
sekalipun kereta tersebut sedang transit di stasiun pemberhentian. Polsuska
siap mengusir pedagang yang kedapatan masuk ke dalam gerbong kereta.
7. Toilet di semua stasiun gratis, bersih pula. Di depan pintu tertulis
besar-besar tulisan “GRATIS”. Si penjaga toilet juga rajin bersih-bersih
setelah lantai kotor diinjak-injak penumpang yang selesai menggunakan toilet.
Hmmm.. malah sempat berfikir untuk memberikan uang tip kepada si penjaga toilet
karena begitu rajin dan ikhlas bekerja di sana. Untuk toilet di dalam kereta,
boleh dibilang bersih, ada air kran yang mengalir, tisu dan sabun cuci tangan
di dalamnya.
Ya, itu dia sekelumit
ceritaku mengenai layanan PT KAI yang sedang mengalami perubahan. Perubahan
menuju ke yang lebih baik tentunya! PT KAI layak dinilai sebagai salah satu public
corporate yang sedang giat-giatnya membangun budaya perusahaan yang lebih baik!
Menurutmu?
No comments:
Post a Comment